Jokowi Presiden Dari Tahun Berapa
Solo (ANTARA) - Masjid Agung Keraton Surakarta menyembelih sapi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Hari Raya Idul Adha 2024.
Ketua Takmir Masjid Agung Keraton Surakarta Muhtarom di Solo, Jawa Tengah, Senin, mengatakan pada tahun ini ada enam sapi dan 11 kambing yang disembelih di masjid tersebut.
Baca juga: BPD Sultra kurban 26 ekor sapi untuk warga di 17 kabupaten/kota
"Yang pertama ada sapi Presiden Jokowi seberat 1,080 ton, kedua ada dari Bu Titik Soeharto seberat 800 kg," katanya.
Sedangkan yang lain ada dari salah satu pengusaha dan dari jamaah Masjid Agung Surakarta.
Menurut dia, setiap tahun Presiden Jokowi rutin menyumbangkan sapi sebagai hewan kurban di Masjid Agung Surakarta. Bahkan, rutinitas tersebut sudah dilakukan sejak Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta.
"Sejak beliau wali kota pertama kali sampai dengan sekarang tidak pernah absen. Berat sapi selalu sekitar 1.000 kg. Dulu pernah paling besar 1.300 kg," katanya.
Secara keseluruhan, pada tahun ini jumlah sapi yang disembelih di masjid tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Ia mengatakan tahun lalu ada delapan sapi dan 16 kambing.
Baca juga: Idul Adha, Dharma Jaya jual 1.800 sapi kurban
Meski ada penurunan jumlah, dikatakannya, tidak mengurangi kualitas dari perayaan Idul Adha kali ini.
"Hakikatnya Idul Adha adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kemampuan kita kan nggak sama, ekonomi orang itu fluktuatif, namun ini tidak mengurangi kualitas," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, untuk pembagian daging sapi akan diutamakan di wilayah Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasarkliwon. Ia mengatakan sudah bekerja sama dengan seluruh panitia kurban yang ada di Kelurahan Kauman.
"Jadi kan masing-masing punya wilayah binaan, pertama Kauman dulu, setelah itu baru jamaah wilayah lain. Kami sudah rapat koordinasi dengan seluruh panitia," katanya.
Baca juga: Masjid Istiqlal terima 62 hewan kurban pada Idul Adha 1445 H
Pewarta: Aris WasitaEditor: Sambas Copyright © ANTARA 2024
Memasuki peringatan yang ke-77, kemerdekaan Republik Indonesia memiliki makna dan konteks kekinian yang relevan dengan perubahan zaman. Di tengah berbagai lingkup tantangan yang masih berlangsung, masyarakat dan bangsa Indonesia harus tetap setia menjaga dan memaknai kemerdekaan.